Terimakasih sudah mengunjungi blog kami,dan terimaksih sudah mau mendownload,tunggu postingan berikutnya:D.Salah satu dalang ternama saat ini, yaitu Ki Manteb Soedharsono mengakui bahwa Ki Nartosabdo adalah dalang wayang kulit terbaik yang pernah dimiliki Indonesia dan belum tergantikan sampai saat ini.Merupakan putra seorang perajin sarung keris bernama Partinoyo.
Kehidupan masa kecilnya yang serba kekurangan membuat Soenarto putus sekolah dalam pendidikan formalnya, yaitu Standaard School Muhammadiyah atau SD 5 tahun. Antara lain ia pernah menjadi seorang pelukis, juga sebagai pemain biola dalam orkes keroncong Sinar Purnama. Bakat seni tersebut semakin berkembang ketika Sunarto dapat melanjutkan sekolah di Lembaga Pendidikan Katolik. Sejak itu ia mulai mengenal dunia pedalangan di mana Ki Sastrosabdo sebagai gurunya. Bahkan karena jasa-jasanya membuat banyak kreasi baru bagi grup tersebut, Soenarto memperoleh gelar tambahan Sabdo di belakang nama aslinya. Gelar itu diterimanya pada tahun 1948, sehingga sejak saat itu namanya berubah menjadi Nartosabdo. ![]() Kepala Studio RRI waktu itu, Sukiman menawari Ki Narto untuk mendalang, sehingga jadilah pertunjukan di PTIK tersebut. Berturut-turut ia mendapat kesempatan mendalang di Solo, Surabaya, Yogya, dan seterusnya. ![]() Semua itu ia dapatkan karena banyak belajar sendiri, tidak seperti dalang lain yang pada umumnya lahir dari keturunan dalang pula, atau ada pula istilah dalang kewahyon (mendapat wahyu). Ia juga dianggap terlalu menyimpang dari pakem, antara lain berani menampilkan humor sebagai selingan dalam adegan keraton yang biasanya kaku dan formal. Namun kritikan-kritikan tersebut tidak membuatnya gentar, justru semakin banyak berkarya. Gebrakannya dalam memasukkan gending-gending ciptaannya membuat banyak dalang senior yang memojokkannya. Meskipun demikian dukungan juga mengalir antara lain dari dalang-dalang muda yang menginginkan pembaharuan di mana seni wayang hendaknya lebih luwes dan tidak kaku. Melalui grup karawitan bernama Condong Raos yang ia dirikan, lahir sekitar 319 buah judul lagu ( lelagon ) atau gendhing, antara lain Caping Gunung, Gambang Suling, Ibu Pertiwi, Klinci Ucul, Prahu Layar, Ngundhuh Layangan, Aja Diplroki, dan Rujak Jeruk. Dengan menggunakan situs ini, anda menyetujui Ketentuan Penggunaan dan Kebijakan Privasi. Wikipedia adalah merek dagang terdaftar dari Wikimedia Foundation, Inc., sebuah organisasi nirlaba.
0 Comments
Leave a Reply. |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |